Aku melihatmu di pagi yang beku
Pagi yang sunyi tanpa senyuman mentari
Aku melihatmu di siang yang panas
Siang yang melayang di atas kepala
Aku melihatmu di senja yang tua
Senja yang memudarkan warna sang surya
Aku melihatmu di malam yang gulita
Malam yang menjerang bintang-bintang dalam kuali hitam rona tembaga
Aku melihatmu di musim kering
Musim yang mengeringkan aliran-aliran air kehidupan
Aku melihatmu di musim penghujan
Musim yang membasahi tanah harapan
Aku melihatmu di laut yang bergolak
Laut yang mengaduk plankton dan menusuk cakrawala
Aku melihatmu di pantai yang landai
Pantai tempat jejak kaki terendam masa lalu
Aku melihatmu di gunung yang meraung
Gunung yang memuntahkan isi perut bumi melambung
Aku melihatmu di hamparan edelweiss
Hamparan bunga abadi yang tak ’kan mati
Aku melihatmu di gumpalan awan
Gumpalan awan cumulunimbus berarak ramai di angkasa
Aku melihatmu..melihatmu di sisi embun
-August 15th 2oo8-
ruangruang
ada satu dimensi di antara ruangruang
ruangruang adalah tempat berisi udara atau bahkan hampa udara
ruangruang ada dimana- mana
ada di sini, ada di sana ada di sampingmu atau bahkan di hatiku
tapi satu hal yang kutahu
tak ada ruangruang di hatinya
karena dia terlalu banyak memanipulasi ruangruang di dirinya...
tak bisa membedakan mana nyata mana fana
mana ya mana tidak
mana fakta mana bualan semata
mana benar mana salah
mana mata mana hati
dia bahkan tak punya matahati ’tuk sekedar membuka nurani
mendengarkan jeritan rakyat di negeri ini
September 12th 2k8
Minggu, 18 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Aku juga melihatmu tuh di facebook. hahaha.... Mampir euy gw disini
ga ngerti buuuu
Mas Sigit, tengkyu udah mau mampir di blog yang udah lama ga aktif ini hehehe
Rifqy, ga apa2 kok kalo ga ngerti..makasih udah mu liat blog ibu yaa
Posting Komentar